Monday, 29 November 2021

Panduan Praktikum

Dalam artikel kali ini kita masih akan membahas tentang bagaimana seorang guru merancang praktikum untuk para siswanya. Lebih tepatnya adalah menyiapkan buku petunjuk praktikum atau yang juga sering disebut dengan panduan praktikum.

Fungsi panduan praktikum adalah menyiapkan siswa untuk menghadapi praktikum, baik secara kognitif, prosedural maupun berbagai alat bahan yang akan digunakan. Kesiapan siswa untuk melaksanakan praktikum akan menentukan bagaimana kualitan ketercapaian tujuan praktikum. Selain menguraikan berbagai persiapan untuk menghadapi praktikum, bentuk panduan (hardcopy maupun softcopy) yang dapat dibaca sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi siswa akan lebih menjamin kesiapan semua siswa.

(Sumber: https://pixabay.com)

Apa saja isi atau konten dari sebuah panduan praktikum? Terdapat tiga bagian utama yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian penutup. Tiga bagian utama tersebut kemudian berisi bagian-bagian lagi seperti yang akan diuraikan sebagai berikut:

I. Bagian Awal

  1. Sampul dan judul
  2. Validasi. Yaitu bagian dalam panduan praktikum yang berisi pengesahan pihak berwenang (misalnya kepala sekolah atau ketua prodi) untuk memvalidasi panduan tersebut.  
  3. Kata Pengantar. Berisi pengantar dari penulis yang menggambarkan tujuan utama dari penyusunan buku panduan praktikum. Selain itu biasanya juga berisi ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu penyelesaian penyusunan buku.
  4. Daftar Isi

II. Bagian Isi

  1. Tata tertib umum pelaksanaan praktikum. Tata tertib berfungsi untuk menjamin kelancaran dan keselamatan selama praktikum dilaksanakan. Pemahaman dan kesadaran peserta praktikum sangat penting untuk mewujudkan fungsi tersebut. Akan lebih baik jika tata tertib ini juga dijelaskan secara lisan oleh guru maupun laboran yang mendampingi peserta praktikum.
  2. Praktikum. Jumlah praktikum tergantung pada struktur pembelajaran, umumnya buku panduan praktikum mencakup pelaksanaan praktikum selama satu semester. Penjelasan praktikum dapat diuraikan menjadi beberapa aspek sebagai berikut:
    • Kompetensi dasar dan tujuan praktikum
    • Pengantar teori. Umumnya teori tidak disampaikan secara lengkap dan terperinci. Salah satu tujuannya agar peserta praktikum dalam melakukan eksplorasi pustaka secara mandiri sebagai salah satu bagian dari keterampilan ilmiah.
    • Alat dan bahan. Perbedaan antara alat dan bahan adalah pada masa penggunaannya. Bahan bersifat sekali pakai (habis atau rusak), sedangkan alat adalah pendukung praktikum yang dapat dipakai berulang-ulang (tidak habis pakai).
    • Prosedur kerja (praktikum)
    • Analisis data

III. Bagian Penutup

  1. Penjelasan penyusunan laporan sementara dan laporan akhir praktikum
  2. Daftar Pustaka

Sunday, 21 November 2021

Merancang Praktikum

Praktikum yang efektif tidak hanya akan menarik motivasi siswa untuk belajar sains, tetapi lebih dari itu mereka akan memahami bagaimana konsep sains yang telah diajarkan oleh guru bekerja di dunia nyata. Hal lain yang juga akan diperoleh siswa adalah berbagai keterampilan proses sains yang kita ketahui sangat penting untuk pembentukan karakter akademik, dan sosial.

Bagaimana agar praktikum yang diadakan oleh guru dapat benar-benar efektif, memenuhi tujuan pembelajaran yang diharapkan? Berikut ini terdapat beberapa aktivitas yang sebaiknya diperhatikan dan dilakukan oleh guru dalam merancang praktikum.

  1. Menetapkan Tujuan. Praktikum merupakan bagian dari proses pembelajaran, sehingga aktivitas tersebut juga merupakan bagian dari upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan tujuan pembelajaran itulah guru menetapkan tujuan praktikum, baik pada aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap.
  2. Menganalisis. Sebelum menentukan aktivitas praktikumnya, guru sebaiknya menganalisis beberapa hal pokok yaitu : a) konsep sains yang akan dipelajari siswa, b) waktu yang tersedia, c) karakter dan kemampuan siswa, c) sara dan prasarana yang tersedia.
  3. Mengeksplorasi. Langkah selanjutnya yang sebaiknya dilakukan guru adalah mengeksplorasi berbagai aktivitas praktik yang berkaitan dengan konsep sains yang telah dianalisis. Sumber-sumber eksplorasi tersebut bisa berupa buku, website, jurnal dan pengalaman sehari-hari guru ataupun siswa.
  4. Memilih dan Memodifikasi. Berdasarkan jenis-jenis aktivitas praktikum yang telah dieksplorasi guru memilih dan memodifikasi aktivitas tersebut agar benar-benar sesuai dengan tujuan, konsep sains serta aspek-aspek yang telah dianalisis guru pada tahap 2. 
  5. Menyiapkan Alat, Bahan dan Media Pendukung. Langkah berikutnya adalah menyiapkan sistem pendukung aktivitas praktikum, baik berupa alat, bahan maupun media (misalnya panduan paraktikum).
  6. Menyusun Penilaian. Langkah terakhir sebelum melaksanakan praktikum adalah menyusun instrumen penilaian yang nantinya akan digunakan untuk menilai keberhasilan siswa mencapai tujuan praktikum.
Langkah-langkah dalam merancang praktikum di atas bersifat operasional dan langsung diterapkan dalam pembelajaran. Akan menjadi berbeda jika yang melakukan perancangan adalah seorang peneliti atau guru yang berperan sebagai peneliti. Untuk tujuan tersebut maka yang digunakan adalah model prosedur ilmiah dari pengembangan pembelajaran. Penelitiannya disebut dengan penelitian pengembangan. 

Bacaan Lanjutan:
  1. Contant, T.L., Tweed, A.L., Bass, J.E. & Carin, A.A. (2018). Teaching Science Trough Inquiry-Based Instruction. Thirteenth Edition. New York: Pearson Education, Inc.
  2. Rajan, S. (2012). Metodology of Teaching Science. Pearson

Monday, 1 November 2021

Peran Guru dalam Praktikum

Praktikum merupakan satu aktivitas penting dalam pembelajaran IPA. Prakikum tidak hanya memotivasi siswa yang secara alami memiliki keingintahuan yang besar, tetapi juga dapat mengajarkan bagaimana keterampilan ilmiah dilakukan oleh para ahli IPA, serta mengajarkan sikap-sikap berharga seperti berpikir logis, kritis serta menghargai perbedaan pendapat. Pada aspek konsep, praktikum dapat menjembatani antara teori yang diajarkan oleh guru di kelas dengan kenyataan.


Lalu bagaimana peran guru dalam pelaksanaan praktikum? Tentu guru harus berperan sesuai dengan jenis praktikum yang dilakukan. Tentang jenis-jenis praktikum kalian dapat membacanya di artikel lain dalam blog ini. 

Terdapat beberapa peran yang dapat guru pilih, disesuaikan dengan jenis praktikum yang dilakukan. Betikut ini adalah peran-peran tersebut.

1. Perancang. Sebagai perancang, guru tidak hanya memperhatikan konten kurikulum IPA tetapi juga bagaimana konteks kehidupan serta kemampuan siswa. Selain itu guru juga harus mempertimbangkan bagaimana kondisi laboratorium serta alat dan bahan yang dimiliki sekolah. 

2. Pengarah. Pada peran ini guru bertindak sebagai orang yang menjelaskan tujuan, perlengkapan serta prosedur praktikum yang akan dilakukan. Guru juga memberikan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa. Arahan penting untuk efiktivitas dan efisiensi serta keamanan pelaksaan praktikum. Melalui arahan ini guru menyiapkan diri dan pikiran siswa agar dapat melaksanakan praktikum dengan baik.

3. Pembimbing. Praktikum merupakan aktivitas yang seringkali memiliki resiko yang cukup tinggi, baik dari aspek keamanan, waktu maupun ketercapaian tujuan. Oleh karena itu dibutuhkan pembimbing dalam proses pelaksanaannya untuk mengantisipasi permasalahan-permasalahan insidental yang terjadi. Guru harus memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik.

4. Model. Sebagai model, peran guru adalah memberi contoh keterampilan tertentu yang dibutuhkan oleh siswa dalam melaksanakan praktikum. Secara umum terdapat dua hal yang perlu dimodelkan dalam praktikum yaitu keterampilan fisik dan keterampilan berpikir. Dalam memodelkan keterampilan fisik, misalnya menggunakan alat tertentu, guru sebaiknya tahap demi tahap menunjukkan bagaimana hal itu dilakukan. Salah satu siswa dapat diminta menirukan untuk melihat bagaimana hasilnya, sebelum keseluruhan siswa. Adapun untuk keterampilan berpikir, guru dapat menggunakan strategi berpikir lantang (think aloud) yang akan dijelaskan pada artikel lain di blog ini. Selain itu guru juga dapat memodelkan konsep IPA tertentu melalui demonstrasi, pada demonstrasi tersebut guru dengan jelas menunjukkan bagaimana proses berpikir para ahli ketika menyusun suatu konsep ilmuah dalam menjelaskan fenomena alam.

5. Evaluator. Setiap kegiatan pembelajaran termasuk praktikum tentu harus dinilai dan dievaluasi (fungsi penilaian dan evaluasi silahkan baca di artikel khusua di blog ini). Guru dapat melakukan penilaian proses selama pelaksanaan praktikum maupun penilaian hasil melalui laporan praktikum maupun ujian praktikum. Setelah penilaian, guru perlu melakukan evaluasi, tidak hanya terkait dengan kemampuan siswa tetapi juga efektivitas pelaksanaan praktikum sehingga dapat diperbaiki pada praktikum selanjutnya.

Guru dapat memilih peran yang sesuai dengan jenis praktikum yang dilakukan. Misalnya guru hendak menerapkan suatu demonstrasi di kelasnya, maka ia dapat memilih peran sebagai perancang, model dan evaluator.