Orasi umumnya dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, inti dan kesimpulan atau penutup. Berdasarkan nama dari bagian-bagian tersebut, inti merupakan bagian terpenting dan sebenarnya mepakan informasi yang ingin disampaikan oleh orator sesuai dengan tujuannya. Walaupun demikian, dua bagian yang lain juga tidak dapat dianggap remeh dan dilalaikan. Pendahuluan yang baik akan menarik audien untuk terus memperhatikan proses orasi. Kesimpulan yang baik akan menghasilkan suatu lem yang membuat isi orasi akan bertahan lama di ingatan audien.
Dalam rangka untuk mendapatkan perhatian audien, pendahuluan dari suatu orasi dapat menggunakan beberapa metode sebagai berikut:
- Menyajikan suatu cerita pendek atau anekdot. Hampir semua orang menyukai cerita, sehingga cerita pendek yang menarik, waktunya pas dan memiliki kesesuaian dengan isi orasi dapat menjadi suatu pembuka yang baik.
- Menyajikan suatu statemen mengenai fakta tertentu yang provokatif. Statemen seperti ini akan segera membawa perhatian dan pikiran audien menuju inti orasi. Statemen seperti ini biasanya bersifat faktual, baru, ironis dan berlawanan dengan pendapat umum.
- Menampilkan sisi menarik dari isi orasi. Berdasarkan analisis audien yang telah dilakukan sebelumnya, orator kemudian menganalisis kira-kira apa aspek paling menarik dari isi orasi yang akan disampaikannya. Hal tersebut kemudian ia sampaikan di awal orasi sebagai suatu tujuan yang akan membuat audien "membuka" telinga mereka untuk kalimat-kalimat yang akan disampaikan sang orator.
- Memperkenalkan diri sebagai bagian dari audien. Pendahuluan juga dapat diisi dengan suatu perkenalan diri, yang bukan sembarang perkenalan, tetapi identitas diri yang akan membuat audien merasa lebih dekat. Kedekatan tersebut relatif akan menghasilkan suatu sikap mau menerima apa yang akan disampaikan dalam orasi.
- Menggunakan humor. Tentu saja semua orang menyukai humor, suasana akan menjadi lebih santai dan menarik. Namun perlu dipertimbangkan bahwa penyampaian humor membutuhkan kemampuan dan bahkan bakat tersendiri. Humor yang dipaksakan hanya akan menghasilkan suasana tidak nyaman, dingin dan mengecewakan audien sejak awal.
- Memulai dengan pertanyaan. Pada kondisi audien yang responsif, sebuah pertanyaan akan menjadi awal yang baik untuk mengantar perhatian dan pikiran mereka menuju inti orasi. Namun bagi audien yang pasif pertanyaan hanya akan membuat orator kehilangan semangat dan mengganggu konsentrasi.
- Menunjukkan apa manfaat dari isi orasi bagi audien. Manusia adalah makhluk yang berorientasi masa depan, sehingga salah satu yang akan menarik perhatiannya adalah mengenai manfaat apa yang akan diperoleh dari suatu aktivitas yang dilakukannya.
- Menunjukkan kredibilitas orator. Audien tentu akan mau membuka telinga dan pikirannya pada perkataan seseorang yang mereka tahu bahwa orang tersebut kredibel di bidang yang dibicarakan. Tentu anda tidak mau menerima nasehat mengenai bisnis dari seseorang yang tidak punya pengalaman bisnis bukan?
- Ulasan singkat tentang isi orasi. Cara ini dapat dilakukan untuk membuat audien secara langsung mengetahui manfaat dari orasi yang akan didengarkannya. Ulasan yang baik adalah yang singkat namun bersifat eksplisit, membuat audien menjadi jelas mengenai isi dan struktur orasi yang akan disampaikan. Misalnya dengan memaparkan poin-poin penting orasi sebelum nanti akan dijelaskan dengan materi pendukung yang bersifat faktual.A
Fraleigh, D.M., Tuman, J.S. (2014). Speak Up, An Illustrated Guide to Public Speaking (3th ed.). Boston: Bedford/St. Martin's.
Lucas, S.E. (2019). The Art of Public Speaking (13th ed.). New York: McGraw-Hill Education.
No comments:
Post a Comment