Orasi membutuhkan persiapan. Terdapat beberapa jenis orasi yang ternyata memiliki karakter dan tujuan yang berbeda sehingga teknik penyampaian dan persiapannya juga berbeda. Untuk itulah dibutuhkan persiapan. Tanpa adanya persiapan maka orasi akan berlangsung seadanya, kurang sesuai dengan tujuan dan akhirnya tidak akan memberikan manfaat bagi audien (bahkan bisa membuat mereka stres).
Dalam artikel singkat ini orasi dibedakan menjadi empat jenis sebagai berikut:
- Orasi informatif. Tujuan utama dari orasi jenis ini adalah memberikan pengetahuan atau pemahaman bagi audien. Seorang guru yang sedangkan menjelaskan teori dalam bidang IPA atau seorang ketua RT yang sedang menjelaskan prosedur pembayaran pajak adalah contoh dari orasi informatif. Persiapan yang sangat penting adalah mengenai pemilihan informasi utama yang berdampak bagi pemahaman audien serta bagaimana potongan-potongan informasi disampaikan agar pemahaman yang diperoleh audien cepat terbentuk dan tidak menghasilkan kebingungan. Urutan penyajian informasi dapat dilakukan secara spasial, kronologis, kausal, komparatif, ataupun katagoris, bergantung pada jenis informasi yang disampaikan.
- Orasi persuasif. Tujuan dari jenis orasi ini adalah mempengaruhi audien baik keyakinan, perilaku maupun mendorong adanya aksi. Contoh dari orasi persuasif adalah ceramah seorang ulama, pemaparan seorang sales produk dan juga orasi seorang mahasiswa yang sedang melakukan demonstrasi mengkritik kebijakan pemerintah. Untuk dapat mempengaruhi audien, sorang orator harus memahami kebutuhan utama dari para audiennya. Kebutuhan orang tua di perumaham tentu berbeda dengan para mahasiswa di kampus. Mengenai jenis-jenis kebutuhan manusia orator dapat mendalami teori kebutuhan Abraham Maslow sebelum menganalisis hal-hal teknis terkait kebutuhan audiennya. Tak kalah penting adalah bagaimana orator dapat menunjukkan atau mendemonstrasikan manfaat yang akan diperoleh audien jika mengikuti arahan-arahan yang disampaikannya.
- Orasi acara khusus. Contoh dari orasi jenis ini adalah pembukaan seminar yang dilakukan oleh pimpinan universitas dan sambutan pada acara pernikahan. Setiap acara memiliki etika dan tatacara tertentu yang harus dipahami oleh sang orator. Pada umumnya orasi pada acara khusus bersifat formal. Aspek penting selain pesan yang hendak disampaikan adalah upaya untuk menampakkan emosi atau perasaan yang sesuai dengan situasi acara dan audien (suasana acara pernikahan, pesta ulang tahun, seminar, perpisahan dan kematian tentu saja berbeda), baik melalui bahasa lisan maupun sikap dan bahasa simbolik.
- Orasi melalui media. Ketiga jenis orasi di atas adalah bersifat langsung, artinya orator menghadapi audien secara langsung bertatap muka. Pada jenis keempat orasi berlangsung melalui media tertentu sehingga orator tidak bertatap muka secara langsung dengan audien. Dahulu kita mengenal televisi dan radio, saat ini kita mengenai kanal YouTube atau media informasi lain yang memungkinkan orasi direkam dan dinikmati oleh masyarakat pada waktu-waktu tertentu. Saat ini, di tengah situasi pandemi, orasi jenis keempat ini bahkan adalah yang paling banyak dilakukan termasuk oleh para guru dan dosen. Karena bersifat rekaman dan tidak langsung, orator dapat mengatur atau bahkan memperbaiki penyampaian informasi sehingga kualitas orasi dapat benar-benar ditingkatkan.
Bacaan lebih lanjut:
Fraleigh, D.M., Tuman, J.S. (2014). Speak Up, An Illustrated Guide to Public Speaking (3th ed.). Boston: Bedford/St. Martin's.
No comments:
Post a Comment