Pada teknik coding terfokus deskripsi, kode dibuat pada data yang bersifat deskriptif. Katagori atau konsep yang dihasilkan adalah gambaran nyata dan detail dari fenomena yang diteliti. Istilah-istilah yang digunakan sebagai kode pun adalah istilah asli dari partisipan. Coding seperti itu disebut dengan invivo coding.
Kondisi tersebut berbeda dengan strategi coding terfokus interpretasi. Tipe coding seperti ini tidak lagi fokus pada gambaran atau deskripsi dari fenomena tetapi pada makna. Dengan demikian pada strategi coding ini peneliti mengidentifikasi informasi-informasi penting pada data untuk kemudian menghasilkan kode yang merupakan representasi dari pemahamannya akan informasi-informasi tersebut. Hal ini akan menghasilkan satu kelemahan yaitu bias atau gangguan interpretasi yang muncul dari dalam diri peneliti karena beberapa faktor seperti latar belakang peneliti, keingin atau tujuan tertentu. Untuk meminimalisirnya para pakar kualitatif menyarankan beberapa cara seperti refleksi pada tiap tahapan penelitian, serta memperlakukan setiap informasi penting sebagai bagian yang saling terkait dengan setiap kode yang dihasilkan.
Peneliti yang berbeda dapat menghasilkan interpretasi yang juga berbeda. Selain itu kode yang dihasilkan pada strategi terfokus interpretsi akan bersifat lebih abstrak dibandingkan pada strategi terfokus deskripsi. Strategi ini sangat cocok digunakan pada tujuan atau pertanyaan penelitian yang bersifat interpretatif seperti menjelaskan dan memahami suatu perilaku atau fenomena. Kata tanya yang umum digunakan adalah apa atau bagaimana. Selain itu strategi terfokus interpretasi juga berguna jika peneliti mendapatkan data yang kompleks sehingga membutuhkan interpretasi untuk menyajikannya kepada pembaca.
Strategi ini dapat digunakan bersamaan dengan strategi coding terfokus deskripsi. Setelah peneliti mengumpulkan informasi-informasi penting dari keseluruhan transkrip sebagai kelompok indikator empiris (bukti-bukti di dalam data) sesuai dengan tujuan penelitian, pertama kali dapat dipelajari apa yang terjadi (dengan menggunakan strategi deskriptif). Dengan berbekal pemahaman awal yang bersifat deskriptif, coding dapat kembali dilakukan untuk menggali maknanya dengan menggunakan strategi terfokus interpretasi.
Pemahaman peneliti akan konteks dari partisipan sangat penting dalam menemukan makna-makna yang tersembunyi di balik pernyataan atau pola-pola perilaku partisipan. Selain melalui pengamatan dan interaksi langsung, pemahaman akan konteks tersebut juga dapat diperoleh dari pustaka atau penelitian sebelumnya. Proses coding seringkali harus diulang, dengan terlebih dahulu peneliti kembali mengambil data berdasarkan kekurangan-kekurangan pada data.
Bacaan Lebih Lanjut:
Adu, P. (2019). A Step-by-step Guide to Qualitative Data Coding. New York: Routledge.
No comments:
Post a Comment