Etnografi terfokus pada upaya untuk penyusunan suatu deskripsi yang lengkap dan kompleks mengenai kultur dari suatu kelompok masyarakat. Seperti yang telah kita ketahui, kultur terbentuk dari interaksi sehari-hari antar anggota dalam waktu yang sangat lama. Kultur tersebut menjadi identitas mereka, membedakan dari kelompok masyarakat lain.
Terdapat dua tipe utama
penelitian etnografi yaitu etnografi realistik dan etnografi kritis. Etnografi
realistik merupakan jenis yang lebih lama (tradisional), biasanya digunakan
oleh para antropolog. Tujuan dari jenis ini adalah untuk menyusun suatu
deskripsi secara obyektif mengenai kultur dari para partisipan. Gaya tulisan
etnografi realistik adalah penulisan orang ketiga yang bersifat datar dan
obyektif. Sementara sang peneliti tetap berada di “belakang” dalam melaporkan
fakta-fakta etnografis. Dalam menyusun suatu interpretasi kultural peneliti
banyak menyajikan suara dan pandangan asli partisipan berupa kutipan-kutipan
langsung.
Jenis etnografi kedua yang lebih
baru adalah etnografi kritis. Pada jenis ini peneliti menyuarakan kondisi
partisipan yang terpinggirkan atau diperlakukan tidak adil. Deskripsi dan
interpretasi dapat memasukkan suara peneliti sebagai pihak kritis yang membela
kepentingan kelompok masyarakat yang diteliti. Etnografi kritis mencoba untuk
mendorong terwujudnya emansipasi. Peneliti etnografi kritis merupakan seseorang
dengan paradgma politik yang berusaha untuk menyuarakan kepentingan partisipan
yang diperlakukan tidak adil dan didominasi oleh pihak lain. Tujuan penelitian
etnografi adalah memberdayakan masyarakat yang diperlakukan tidak adil dan
tertindas oleh hegemoni pihak tertentu.
Contoh dari penelitian etnografi
realistik adalah bagaimana kultur belajar dari anak-anak nelayan untuk nantinya
dapat menggantikan peran orang tua mereka sebagai nelayan mandiri. Contoh
penelitian etnografi kritis misalnya bagaimana anak-anak nelayan diperlakukan
berbeda di sekolah atau bagaimana sistem belajar dan ujian membuat mereka tidak
mendukung peran mereka sebagai anak nelayan.
Etnografi membutuhkan suatu
interaksi yang benar-benar deka tantara peneliti dengan para partisipan.
Peneliti harus dapat diterima oleh masyarakat untuk tinggal dan berinteraksi dalam
jangka waktu tertentu. Sebagai awal peneliti dapat mencari seorang gatekeeper
atau key informan yang akan menghubungkannya dengan calon
partisipan. Kesediaan partisipan harus didasari kesukarelaan sehingga informasi
yang mereka berikan benar-benar asli dan bahkan mereka terbuka untuk perubahan
yang lebih baik (terutama pada etnografi kritis).
Bacaan Lanjutan:
Creswell, J.W., Poth, C.N. (2018). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Approaches (4th ed.). Thousand Oaks: Sage Publications, Inc.
No comments:
Post a Comment