Monday, 7 December 2020

Paradigma Interpretif dalam Penelitian Kualitatif

Setiap aktivitas yang dilakukan manusia pasti didasari oleh suatu keyakinan atau cara pandang mereka terkait dengan aktivitas tersebut. Keyakinan ini disebut dengan paradigma. Demikian pula dengan aktivitas meneliti. Seorang peneliti pasti memiliki paradigma yang menuntunnya dalam melakukan hal-hal tertentu (sehingga sang peneliti dapat memilih atau menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan paradigma tersebut).

Sebuah paradigma telah menuntun peneliti sejak awal menentukan tujuan dan tema penelitiannya. Misalnya seorang peneliti kualitatif, akan lebih cenderung untuk mengeksplorasi suatu fenomena sosial bukannya menguji hipotesis tertentu terkait variabel-variabel teoretis. Selanjutnya paradigma tersebut akan terus menuntun peneliti dalam melakukan setiap tahapan penelitiannya.

Salah satu paradigma dalam penelitian kualitatif adalah paradigma interpretif. Beberapa ahli seperti Denzin, Lincoln dan Mertens menyebutnya juga konstruktivisme sosial. Dalam paradigma ini setiap individu mencari makna dari dunia tempat tinggal mereka. Mereka membangun makna subyektif mengenai pengalaman hidup, yang bersifat variatif dan kompleks. Seorang peneliti dengan paradigma interpretif akan menggali makna yang kompleks tersebut, tidak hanya berhenti pada makna sempit dari ide atau katagori penelitian tertentu. Seringkali makna tersebut harus dinegosiasikan secara sosial maupun historis, melalui interaksi dengan orang-orang yang menjadi subyek penelitian ataupun aspek historis kehidupan mereka.

Selain mendalami bagaimana orang-orang berinteraksi, peneliti kualitatif dengan paradigma interpretif juga fokus pada konteks dari kehidupan masyarakat yang ia teliti dalam rangka untuk memahami seting kultural dan historis para partisipan.Seperti kita ketahui bahwa pola pikir dan kebiasaan manusia sangat dipengaruhi oleh konteks kebudayaan dan historisnya.

Hal yang juga penting dalam paradigma interpretif adalah kesadaran peneliti bahwa konteks kehidupan asal mereka akan berpengaruh terhadap bagaimana mereka menginterpretasi makna dari kehidupan para partisipan. Untuk itu peneliti bersikap transparan dan mencoba untuk selalu melakukan refleksi terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya pengaruh latar belakang kehidupan mereka terhadap hasil interpretasi penelitian. Lebih lanjut hal ini akan dibahas dalam kajian mengenai kredibilitas penelitian kualitatif.

Rujukan:

Creswell, J.W., Poth, C.N. (2018). Qualitative Inquiry and Research Design, Choosing Among Five Approaches (4th Edition). SAGE Publication Inc.

2 comments:

  1. Terima kasih banyak, Pak. Sangat membantu untuk skripsi saya :D

    ReplyDelete
  2. terima kasih banyak pak,,lebih mengerti tentang paradigma interpretivisme

    ReplyDelete