Bapak pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, bercita-cita untuk membangun Indonesia yang merdeka melalui pendidikan. Melalui politik dan pendidikan, Indonesia akan merdeka lahir dan juga batinnya. Kemerdekaan bagi beliau merupakan kodrat alami dalam diri anak yang harus dituntun agar sepenuhnya berkembang untuk mengantar anak menuju keselamatan dan kebahagiaan.
Orang merdeka berbeda dengan mereka yang terjajah atau tertindas. Dalam kemerdekaan ada pilihan, artinya kita bisa memilih yang menurut kita sesuai dan baik untuk diri kita. Sebaliknya dalam ketertindasan tidak ada pilihan tersebut. Kita dipaksa untuk mengikuti permintaan dan perintah orang lain. Prinsip tut wuri handayani, yang artinya guru di belakang memberi dorongan kepada siswa adalah gambaran bagaimana pendidikan yang memerdekakan siswa. Guru tidak memaksa siswa, tetapi memberi kebebasan kepada mereka untuk memilih apa yang akan dipelajari serta memberi dorongan yang dibutuhkan untuk keberhasilan belajar tersebut.
Aliran pendidikan yang dipegang oleh Ki Hadjar adalah aliran humanistik, yaitu aliran yang memandang bahwa anak memiliki kodratnya masing-masing, Anak bukan robot yang dapat disamaratakan. Mereka memiliki kelebihan dan kekurangan (potensi) masing-masing, Tugas pendidikan adalah menyediakan pengalaman bagi siswa agar mereka menyadari potensi diri dan memiliki semangat untuk belajar sesuai dengan potensi tersebut.
Lima asas pendidikan (panca dharma) menurut Ki Hadjar adalah asas kodrat alam, asas kemerdekaan, asas kebudayaan, asas kebangsaan dan asas kemanusiaan. Penjelasan dari lima asas tersebut adalah berikan kemerdekaan pada anak didik kita, bukan kebebasan tanpa batas tetapi kemerdekaan yang sesuai dengan kodrat alam yaitu memiliki hak, kewajiban dan batasan tertentu. Kemerdekaan tersebut harus diarahkan pada kehalusan budi (kebudayaan) sehingga dengannya anak akan menuju keselamatan dan kebahagiaan jangka panjang. Tidak hanya keselamatan diri, tetapi juga keselamatan masyarakat sebagai sebuah bangsa dan seluruh umat manusia.
Pendidikan tidak hanya menyiapkan anak menjadi tenaga kerja di masa depan, tetapi menjadi individu yang mandiri, berbudaya dan berkembang sesuai dengan potensinya.
Referensi:
- Susilo, S. V. (2018). Refleksi nilai-nilai pendidikan ki hadjar dewantara dalam upaya upaya mengembalikan jati diri pendidikan indonesia. Jurnal Cakrawala Pendas, 4(1).
- Dewantara, Ki Hadjar (1964). Asas-asas dan Dasar-dasar Taman Siswa. Yogyakarta: Majelis Luhur Taman Siswa
https://pixabay.com
No comments:
Post a Comment