Salah satu aspek yang mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar dan berprestasi di sekolah adalah interaksi mereka dengan orang tua, guru dan teman. Dalam artikel ini akan dibahas bagaimana interaksi guru dan siswa yang dapat memotivasi untuk belajar. Interaksi dengan orang lain adalah sumber dari pengalaman sosial. Di dalam kelas, bagaimana pola interaksi dengan guru akan memotivasi siswa untuk belajar atau justru sebaliknya.
Beberapa penelitian menemukan bahwa siswa yang tidak belajar dengan baik di sekolah memiliki interaksi yang buruk dengan guru mereka. Para siswa sering mendapat marah atau tidak dipedulikan. Kelas dan aktivitas di dalamnya menjadi sangat membosankan dan bahkan membuat siswa tertekan.
Selanjutnya para peneliti menelusuri karakter guru seperti apa yang paling dapat memotivasi siswa untuk belajar dan berprestasi di sekolah. Salah satu cara untuk menemukannya adalah dengan mengeksplorasi pandangan siswa mengenai guru yang peduli terhadap mereka. Penelitian yang dilakukan Wentzel pada tahun 1997 menemukan empat karakter guru peduli dalam pandangan siswa yaitu:
- Mengenai Perilaku. Guru peduli akan berusaha untuk membuat kelas menjadi lebih menyenangkan dan mengajar dengan cara-cara yang spesial. Guru yang tidak peduli membosankan ketika mengajar, tidak menjalankan tugasnya dan tetap mengajar walaupun siswa tidak memperhatikan.
- Mengenai Gaya Komunikasi. Guru peduli mau berkomunikasi dengan setiap siswa, penuh perhatian, memberikan pertanyaan-pertanyaan dan juga mau mendengarkan. Guru yang tidak peduli seringkali cuek pada siswa, suka memotong ketika siswa berbicara, berteriak dan bahkan menyindir siswa.
- Mengenai Penghargaan. Guru peduli bersikap jujur, adil, memenuhi janji, percaya pada siswa dan menghargai keberadaan siswa. Guru yang tidak peduli lebih banyak mempermalukan dan menghina siswa.
- Mengenai perhatian terhadap Individu Siswa. Guru peduli mau bertanya permasalahan siswa, dapat bersikap seperti seorang teman, mau memberi waktu hingga siswa paham dan menyapa siswa. Guru tidak peduli melupakan nama siswa, tidak peduli ketika siswa melakukan kesalahan, tidak merespon pertanyaan siswa dan tidak mencoba untuk membantu siswa yang sedang kesulitan.
Referensi:
Santrock, J.W. (2018). Educational Psychology. Sixth Edition. New York: McGraw-Hill Education
Gambar:
https://pixabay.com
No comments:
Post a Comment