Siswa masuk ke dalam kelas bukan sebagai bahan-bahan dasar makanan yang dengan mudah diolah berdasarkan kemauan guru. Mereka bukan juga wadah kosong yang siap untuk diisi pengetahuan baru. Siswa datang ke dalam kelas, mengikuti pelajaran, dengan membawa pengetahuan sebelumnya (prior knowledge). Pengetahuan yang mereka peroleh dari proses belajar yang lain atau dari kehidupan sehari-hari.
Proses belajar siswa, bagaimana cara dan kesulitan mereka untuk memahami apa yang dipelajari di kelas, sangat dipengaruhi oleh prior knowledge yang mereka bawa. Untuk itu guru harus benar-benar dapat mengantisipasi hal ini.
Ada prior knowledge yang telah bersifat akurat (misalnya konsep yang telah dipelajari siswa dari kelas sebelumnya), namun ada juga yang bersifat tidak akurat (misalnya konsep berdasarkan cerita yang diyakini siswa sejak kecil). Apapun itu, prior knowledge yang berkaitan dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan guru di kelas, akan menjadi kacamata atau filter bagi siswa untuk memahami pengetahuan baru tersebut. Dengan kata lain prior knowledge akan menjadi pondasi bagi pembentukan pengetahuan baru.
Tidak akuratnya prior knowledge akan membuat pengetahuan baru yang terbentuk dari proses belajar selanjutnya akan mengalami distori dari makna yang seharusnya. Guru yang bersemangat mengajar namun kurang memperhatikan prior knowledge siswa tanpa disadari dapat menghasilkan kesalahan konsep.
Sebagai guru, mungkin anda sering mendapatkan kenyataan bagaimana para siswa yang telah mempelajarai konsep tertentu (dan sukses dalam ujian) ternyata setelah beberapa lama pemahaman mereka kembali salah, seperti pada kondisi belum mempelajari konsep tersebut. Mengapa ini terjadi? kemungkinan besar adalah karena konsep tersebut tidak benar-benar mereka pahami (pengetahuan baru yang terebentuk tidak berbeda dengan prior knowledge). Mereka dapat menjawab ujian hanya berdasarkan hafalan.
Pengetahuan yang telah menjadi bagian dari skema kognitif kita akan menjadi pondasi bagi pembentukan pengetahuan baru. Itulah mengapa prior knowledge sangat berpengaruh pada hasil belajar. Guru harus berhati-hati mengenalinya (untuk mengetahui prior knowledge siswa, guru dapat menggunakan beberapa teknik seperti pada lampiran ini).
Setelah itu, para guru dapat mempelajari hasil-hasil penelitian para ahli untuk memperbaiki prior knowledge siswa yang tidak akurat (contoh bagaimana metodenya silahkan baca atau unduh disini). Tanpa itu maka usaha keras mengajar akan banyak hilang setelah ujian.
Daftar Rujukan:
Ambrose, S.A., dkk. (2010). Seven Research-Based Principles for Smart Teaching. San Francisco, CA: Jossey-Bass
https://pixabay.com
Ada prior knowledge yang telah bersifat akurat (misalnya konsep yang telah dipelajari siswa dari kelas sebelumnya), namun ada juga yang bersifat tidak akurat (misalnya konsep berdasarkan cerita yang diyakini siswa sejak kecil). Apapun itu, prior knowledge yang berkaitan dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan guru di kelas, akan menjadi kacamata atau filter bagi siswa untuk memahami pengetahuan baru tersebut. Dengan kata lain prior knowledge akan menjadi pondasi bagi pembentukan pengetahuan baru.
Tidak akuratnya prior knowledge akan membuat pengetahuan baru yang terbentuk dari proses belajar selanjutnya akan mengalami distori dari makna yang seharusnya. Guru yang bersemangat mengajar namun kurang memperhatikan prior knowledge siswa tanpa disadari dapat menghasilkan kesalahan konsep.
Sebagai guru, mungkin anda sering mendapatkan kenyataan bagaimana para siswa yang telah mempelajarai konsep tertentu (dan sukses dalam ujian) ternyata setelah beberapa lama pemahaman mereka kembali salah, seperti pada kondisi belum mempelajari konsep tersebut. Mengapa ini terjadi? kemungkinan besar adalah karena konsep tersebut tidak benar-benar mereka pahami (pengetahuan baru yang terebentuk tidak berbeda dengan prior knowledge). Mereka dapat menjawab ujian hanya berdasarkan hafalan.
Pengetahuan yang telah menjadi bagian dari skema kognitif kita akan menjadi pondasi bagi pembentukan pengetahuan baru. Itulah mengapa prior knowledge sangat berpengaruh pada hasil belajar. Guru harus berhati-hati mengenalinya (untuk mengetahui prior knowledge siswa, guru dapat menggunakan beberapa teknik seperti pada lampiran ini).
Setelah itu, para guru dapat mempelajari hasil-hasil penelitian para ahli untuk memperbaiki prior knowledge siswa yang tidak akurat (contoh bagaimana metodenya silahkan baca atau unduh disini). Tanpa itu maka usaha keras mengajar akan banyak hilang setelah ujian.
Daftar Rujukan:
Ambrose, S.A., dkk. (2010). Seven Research-Based Principles for Smart Teaching. San Francisco, CA: Jossey-Bass
https://pixabay.com
good articel
ReplyDelete