Tuesday, 14 May 2019

Pendidikan Relevan Kultur [Culturally Relevant Pedagogy]

Kajian tentang kultur masyarakat menunjukkan bahwa kita tidak dapat mengukur suatu perilaku dari satu kacamata kultur saja. Seperti misalnya belajar bersama antara anak laki-laki dan perempuan tanpa membeda-bedakan aktivitas fisiknya bagus di banyak tempat, namun bisa jadi hal tersebut dianggap tidak pantas di tempat dengan kultur yang berbeda. Contoh lain misalnya ketika seorang siswa menyapa guru dengan memanggil nama langsung bagus di kultur Amerika namun kurang sopan jika dilakukan di kultur Indonesia.


Indonesia sendiri adalah negara dengan banyak suku, adat istiadat dan kultur. Walaupun secara nasional, bahasa dan landasan negara kita telah disatukan namun berbedaan kultural tersebut tetap melekat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Dalam dunia pendidikan terdapat konsep pendidikan relevan kultur. Yaitu suatu konsep dimana pendidikan, terutama pendidikan formal di sekolah, seharusnya benar-benar memperhatikan kondisi kultural asal siswa. Proses belajar yang dilakukannya seharusnya menjadikan mereka memahami kultur mereka sendiri dengan lebih baik sehingga sekolah nantinya dapat membuat mereka dapat beradaptasi dan membangun masyarakatnya menjadi lebih baik.

Gerakan pendidikan relevan kultur didasari oleh kenyataan mengenai banyaknya sekolah yang menerapkan proses pembelajaran yang tidak sesuai dengan kultur siswa. Tidak membuat anak-anak memahami kehidupan mereka sendiri. Sehingga semakin tinggi sekolah semakin seseorang terasing dari masyarakatnya.

Ladson-Billings mengembangkan konsep pendidikan relevan kultur meliputi tiga aspek yaitu:
  1. Siswa harus mengalami kesuksesan akademik. Para siswa harus dapat mengembangkan keterampilan akademik mereka, walaupun bervariasi. 
  2. Siswa harus mengembangkan kompetensi kultural mereka. Guru memanfaatkan kultur siswa sebagai kendaraan untuk belajar. Misalnya guru bahasa memanfaatkan pepatah lokal untuk mengajarkan konsep tentang makna konotatif dalam bahasa.
  3. Siswa harus mengembangkan kesadaran kritis. 
Selanjutnya James A. Banks menyatakan bahwa pendidikan relevan kultur lebih dari sekedar menyesuaikan kurikulum. Pendidikan ini harus memperhatikan dimensi-dimensi lainnya, dia menyebutkan ada lima dimensi yang harus diperhatikan yaitu integrasi konten, proses konstruksi pengetahuan, reduksi prasangka, memberdayakan kultur sekolah dan struktur sosial, serta kesetaraan pendidikan (untuk penjelasan masing-masing dimensi silahkan dilihat dan diunduh disini).

Daftar Rujukan

Woofolk, A. (2016). Educational Psychology.Thirteenth Edition. London: Pearson

https://pixabay.com

No comments:

Post a Comment