Banyak siswa di sekolah, tentu tidak sama, masing-masing memiliki karakter unik yang membedakan satu dengan yang lain. Ada yang sangat aktif, namun di lain pihak ada juga yang kalem, lamban dalam menyikapi sesuatu. Hal tersebut berkaitan dengan temperamen.
Secara sederhana temperamen dapat diartikan pola perilaku seseorang dalam merespon sesuatu. Seperti contoh di atas, ada yang aktif namun ada juga yang kalem atau bahkan pasif. Bates dan Pettit menjelaskan temperamen meliputi dua aspek yaitu reaksi emosional dan regulasi diri. Reaksi emosional adalah kecepatan dan intensitas seseorang merespon situasi baik dengan emosi positif atau negatif. Sedangkan regulasi diri adalah kemampuan seseorang untuk mengatur emosinya.
Thomas dan Chess menggolongkan temperamen ke dalam tiga jenis temperamen secara sederhana yaitu:
- Anak aktif (easy child), umumnya dengan mood yang positif, mudah mengatur diri dan beradaptasi dengan pengalaman baru.
- Anak bebal (difficult cild), umumnya cepat menangis, bereaksi negatif, rutinitasnya tidak menentu dan lambat menerima perubahan.
- Anak lamban (slow to warm up child), lambat beraktivitas, agak negatif dan moodnya kurang kuat.
Dengan mengenali temperamen siswa tentu selanjutnya guru dapat berinteraksi dengan lebih baik. Sehingga para siswa dapat belajar dan berkembang. Contoh mengenai bagaimana guru menyikapi perbedaan temperamen siswa dapat dilihat atau diunduh disini.
Daftar Rujukan:
Santrock, John W. (2018). Educational Psychology: Theory and Application to Fitness and Performance. Sixth Edition. New York: McGraw-Hill Education.
https://pixabay.com
https://pixabay.com
No comments:
Post a Comment