TA Loeffler adalah seorang profesor
di Memorial University of Newfoundland, Kanada. Ia memiliki reputasi yang
sangat bagus dalam bidang experiential
education. Ia selalu berhasil menggerakkan para mahasiswanya untuk belajar
di alam nyata. Beberapa penghargaan sebagai pendidik terbaik bidang experiential education di Kanada telah
ia peroleh. Dalam tulisannya yang berjudul I
teach as the mountains teach me, Loeffler mengatakan bahwa ia benar-benar mengajar
seperti bagaimana gunung-gunung menginspirasinya dan mengajarinya banyak hal.
Perlu diketahui bahwa ia suka perjalanan alam bebas, termasuk juga mendaki
gunung-gunung.
Seperti layaknya seorang pendaki
gunung, Loeffler mengajar para mahasiswanya dengan memberi mereka sebuah visi
yang luas (bayangkan bagaimana pandangan luas yang dapat kita peroleh ketika
berada di puncak gunung) dan juga perjuangan (sebagaimana seorang pendaki
gunung berjuang untuk mencapai puncak). Kemudian ia akan mengajak siswa untuk
meraih langit (cita-cita) dari berbagai aktivitas nyata yang mereka lakukan.
Loeffler selalu mengajak para mahasiswanya untuk belajar dengan aktivitas yang
bervariasi (banyak yang bersifat di luar kelas), mengajak mereka untuk keluar
dari pikiran yang sempit, memberi mereka harapan-harapan sebagai seorang pemuda
yang penuh potensi dan mengajak untuk berjuang. Kesulitan selama belajar diimbangi
dengan keindahan dari proses untuk mendapatkan pengetahuan.
Bagaimana wujud pembelajaran
seperti gunung itu? Loeffler menjelaskan bahwa ia menggunakan active learning. Pengetahuan yang
diperoleh harus melalui suatu aktivitas yang mengajak para mahasiswa ke
tempat-tempat nyata di luar kampus, kemudian mengarahkan mereka untuk
memecahkan suatu permasalahan umumnya secara kooperatif. Kadang ia juga menggunakan
lembar kerja dan diskusi untuk mengajak mereka mengembangkan nalar dan
menemukan sesuatu melalui socratic
discovery. Meskipun menyenangkan, bukan berarti pembelajaran yang
diterapkannya tanpa kesulitan. Justru kesulitan-kesulitan itulah yang
menurutnya berkorelasi dengan hasil belajar. Loeffler menjadikan pembelajaran
sebagai aktivitas yang menantang.
Apa yang dilakukan oleh Loeffler
ini juga mungkin telah banyak diterapkan oleh para pengajar lain, termasuk di
Indonesia. Dimana pembelajaran bersifat membebaskan anak didik, tidak
mengungkung mereka dalam situasi yang mengikat dan menekan psikis. Pembelajaran
dilakukan sesuai dengan kodrat anak dan remaja yaitu aktif, dan mendekatkan
seluruh indera pada alam. Hal ini sesuai dengan konsep Ki Hadjar Dewantara
mengenai pancadarma atau lima dasar pendidikan. Di antara kelima dasar tersebut
terdapat dasar kemerdekaan/kebebasan dan dasar kodrat alam.
Tentu saja belajar tidak harus
selalu dengan melakukan perjalanan ke luar kelas. Inti dari kemerdekaan di sini
adalah bagaimana suasana yang dimunculkan dalam proses belajar tidak menekan,
jenuh, kaku dan membunuh kreativitas. Kesulitan-kesulitan tentu harus tetap
ada, karena tanpa kesulitan mana mungkin kita belajar. Tapi seperti para
pendaki gunung, berbagai kesulitan dijalani dengan semangat dan keyakinan akan
sesuatu yang sangat berharga yang akan mereka peroleh ketika menjalaninya.
Pustaka:
Loeffler, T.A. (2011). I Teach as the Mountains Teach Me. In Iain hay
(Ed.). Inspiring Academics, Learning with
the World’s Great University Teachers. New York: Open University Press.
Muthoifin, M. (2015). Pemikiran Pendidikan Multikultural Ki Hadjar
Dewantara. Intizar, 21(2), 299-320
No comments:
Post a Comment