Pendidikan menurut Ki Hadjar
adalah suatu tuntunan untuk tumbuh kembang anak sesuai dengan kodrat alam yang
dimilikinya untuk tercapainya kebahagiaan yang setinggi-tingginya bagi sang
anak. Kata tuntunan menunjukkan bahwa pendidikan bukan sebuah paksaan tapi
lebih bersifat mengarahkan. Bagaimana mengarahkan yang dapat membawa kepada
keberhasilan? Ki Hadjar menjawab yaitu menjadikan arahan tersebut sesuai dengan
kodrat atau potensi alami yang dimiliki oleh si anak.
Untuk dapat memberikan pendidikan
yang sesuai dengan potensi atau kodrat anak, maka seorang pendidik dituntut
agar berusaha semaksimal mungkin untuk mengenali dan memahami diri anak. Di
sanalah terletak seni mendidik. Jika ada seorang guru mengajar hanya
memperhatikan materi yang harus disampaikan, mau tidak mau, bias tidak bias,
siswa harus mempelajarinya, maka saat itulah guru hanya berperan sebagai
seorang mesin pendidik. Hasilnya tentu saja adalah siswa-siswa robot, atau para
pembangang yang mengalami stress.
Ki Hadjar terkenal dengan sistem among,
yaitu sistem pendidikan dimana seorang guru benar-benar mengerti kondisi diri
dan kebutuhan para siswa mereka. Guru tidak hanya sebagai pengantar kurikulum,
tapi lebih berperan mengadaptasi kurikulum untuk kepentingan dan kebutuhan
siswa. Walaupun begitu, guru tidak melakukan pemaksaan (karena merasa telah
mengerti kondisi dan apa yang dibutuhkan siswa). Guru dalam sistem among adalah
guru yang membuka pintu yang menghalangi anak untuk menemukan dirinya sendiri.
Guru yang mengerti betul bagaimana cara mendorong anak untuk tumbuh dan
berkembang secara maksimal.
Sistem among akan lebih berjalan
maksimal jika pendidikan dilaksanakan dalam asrama atau pondok (dalam istilah
sekarang mungkin full day school,
namun benar-benar full). Kondisi
tersebut memungkinkan seorang guru untuk juga berperan sebagaimana layaknya
orang tua. Mereka akan lebih dekat pada para siswa. Pendidikan tidak hanya berlangsung
secara formal, tetapi juga informal dan nonformal.
Referensi:
Soeratman, Darsiti. (1985). Ki Hadjar Dewantara. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Wangid, M.N. (2009) Sistem Among pada Masa Kini: Kajian Konsep dan Praktik. Jurnal Kependidikan. 39(2)
Wangid, M.N. (2009) Sistem Among pada Masa Kini: Kajian Konsep dan Praktik. Jurnal Kependidikan. 39(2)
No comments:
Post a Comment