Tuesday, 26 September 2017

Sistem Among dan Tut Wuri Handayani

Pendidikan menurut Ki Hadjar adalah suatu tuntunan untuk tumbuh kembang anak sesuai dengan kodrat alam yang dimilikinya untuk tercapainya kebahagiaan yang setinggi-tingginya bagi sang anak. Kata tuntunan menunjukkan bahwa pendidikan bukan sebuah paksaan tapi lebih bersifat mengarahkan. Bagaimana mengarahkan yang dapat membawa kepada keberhasilan? Ki Hadjar menjawab yaitu menjadikan arahan tersebut sesuai dengan kodrat atau potensi alami yang dimiliki oleh si anak.

Untuk dapat memberikan pendidikan yang sesuai dengan potensi atau kodrat anak, maka seorang pendidik dituntut agar berusaha semaksimal mungkin untuk mengenali dan memahami diri anak. Di sanalah terletak seni mendidik. Jika ada seorang guru mengajar hanya memperhatikan materi yang harus disampaikan, mau tidak mau, bias tidak bias, siswa harus mempelajarinya, maka saat itulah guru hanya berperan sebagai seorang mesin pendidik. Hasilnya tentu saja adalah siswa-siswa robot, atau para pembangang yang mengalami stress.

Ki Hadjar terkenal dengan sistem among, yaitu sistem pendidikan dimana seorang guru benar-benar mengerti kondisi diri dan kebutuhan para siswa mereka. Guru tidak hanya sebagai pengantar kurikulum, tapi lebih berperan mengadaptasi kurikulum untuk kepentingan dan kebutuhan siswa. Walaupun begitu, guru tidak melakukan pemaksaan (karena merasa telah mengerti kondisi dan apa yang dibutuhkan siswa). Guru dalam sistem among adalah guru yang membuka pintu yang menghalangi anak untuk menemukan dirinya sendiri. Guru yang mengerti betul bagaimana cara mendorong anak untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal.


Sistem among akan lebih berjalan maksimal jika pendidikan dilaksanakan dalam asrama atau pondok (dalam istilah sekarang mungkin full day school, namun benar-benar full). Kondisi tersebut memungkinkan seorang guru untuk juga berperan sebagaimana layaknya orang tua. Mereka akan lebih dekat pada para siswa. Pendidikan tidak hanya berlangsung secara formal, tetapi juga informal dan nonformal.

Referensi:
Soeratman, Darsiti. (1985). Ki Hadjar Dewantara. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Wangid, M.N. (2009) Sistem Among pada Masa Kini: Kajian Konsep dan Praktik. Jurnal Kependidikan. 39(2)

No comments:

Post a Comment