Friday, 19 May 2017

Enam Cara Guru untuk Lebih Mendapat Perhatian Siswa

Proses belajar mengajar di dalam kelas merupakan aktivitas harian semua guru. Terdapat aktivitas lain seperti mengoreksi tugas atau ulangan, memasukkan nilai, menyiapkan perangkat mengajar dan juga mengikuti seminar atau pelatihan. Namun aktivitas mengajar siswa di dalam kelas tetap merupakan aktivitas inti yang menentukan bagaimana guru dapat menuntun siswa untuk belajar dan mengembangkan diri mereka.

Apakah guru yang telah menjelaskan materi dan memberi contoh-contoh telah berhasil melaksanakan tugas mengajar di kelas? Masih belum. Kegiatan guru menjelaskan materi atau memberi contoh-contoh baru dikatakan berhasil apabila siswa benar-benar memperhatikan penjelasan tersebut dan memahaminya. Sering kita temui siswa yang terlihat memperhatikan penjelasan guru, padahal pikirannya melayang. Karena mereka sebenarnya tidak berniat mendengarkan. Apalagi kalau jelas-jelas sang siswa melakukan hal-hal lain yang menunjukkan bahwa dirinya tidak perhatian.


Membuat para siswa benar-benar mau memperhatikan penjelasan guru bukanlah pekerjaan mudah. Guru yang baru mengajar kemungkinan besar kesulitan untuk melakukannya. Demikian juga, para guru senior yang tidak pernah mengevaluasi kualitas mengajarnya bisa jadi tidak benar-benar didengar oleh para siswa.

Seorang guru senior di Amerika Serikat bernama Marilyn L Page melakukan penelitian terhadap ribuan calon guru dan juga guru ketika mengajar. Dalam penelitian tersebut Page (2008) menyimpulkan enam cara pokok yang umumnya dilakukan oleh para guru atau calon guru untuk benar-benar diperhatikan oleh para siswa. Enam cara pokok tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Mengetahui dan menggunakan nama siswa. Ternyata menggunakan nama siswa selama proses pembelajaran membuat guru lebih dekat dan didengar oleh siswanya. Guru-guru baru mungkin tidak menyadari pentingnya menggunakan nama siswa sehingga hanya memanggil dengan sebutan kamu, anda dan yang sejenisnya.
  2. Hindari pertanyaan tanpa nama dan tidak jelas. Ketika mengajar seringkali ada siswa yang langsung bertanya tanpa mengacungkan tangan terlebih dahulu (nyeletuk) atau ada juga yang bertanya tidak jelas, berputar-putar dan membuat teman-temannya menjadi kacau. Guru sebaiknya membiasakan dengan cara menjelaskan aturan main dalam bertanya sehingga proses bertanya akan mendukung jelasnya materi bukan malah sebaliknya.
  3. Penggunaan kata-kata dengan tepat dan bijak. Kejelasan materi pelajaran dimulai dari kata-kata yang digunakan oleh guru. Seringkali guru harus membahasakan ulang materi yang ada di buku teks agar lebih sesuai dengan kondisi kemampuan berbahasa siswa. Oleh karena itu tugas guru menjadi dua kali lipat sulitnya, yaitu memahami materi pelajaran secara mendalam dan mampu menyajikan kembali pemahaman tersebut dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh siswa. Penggunaan kata-kata yang tidak tepat justru akan membuat siswa kesulitan. Misalnya, ketika guru terlalu banyak menggunakan kata emm, anu dan lain sebagainya.
  4. Hindari memberi petunjuk yang membingungkan. Berbagai aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa bermula dari petunjuk atau perintah yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu kejelasan dari petunjuk guru akan menentukan kelancaran berbagai aktivitas belajar siswa. Selain membuat siswa bingung, petunjuk tidak jelas bila sering dilakukan guru akan memberikan kesan negatif dalam diri para siswa. Ketidakpuasan serta konflik di antara sesama siswa akan sering berlangsung. Di sisi lain, mungkin akan banyak juga yang menjadi cuek dan menjalani aktivitivitas sekedarnya tanpa semangat.
  5. Membiasakan sikap berbudaya. Banyak siswa yang tidak terbiasa untuk secara rapi atau disiplin mengikuti aktivitas belajar (duduk dan mendengarkan) untuk waktu yang cukup lama. Sebelum bersekolah, mereka adalah individu-individu bebas yang aktif serta tidak mau dikekang. Berteriak, tertawa, berlarian atau membongkar benda-benda adalah sifat alami mereka. Oleh karena itu, ketika anak-anak berkumpul akan tercipta kekacauan jika mereka tidak dibiasakan untuk mengikuti aturan-aturan tertentu seperti menghormati teman, mengacungkan tangan ketika hendak berbicara, minta ijin ketika hendak keluar, mendengarkan guru atau teman yang berbicara dan lain sebagainya. Guru harus memperhatikan aturan-aturan yang paling penting untuk menciptakan kenyamanan belajar di kelas. Latihlah siswa untuk mengikutinya dengan baik, tentu saja tidak dengan jalan yang keras.
  6. Meningkatkan interaksi. Mungkin masih banyak yang beranggapan bahwa semakin banyak guru menjelaskan maka semakin banyak pula informasi yang didengarkan oleh siswa. Anggapan tersebut kurang tepat, karena jika kelas hanya didominasi oleh guru maka kemungkinan besar yang terjadi adalah kebosanan atau rasa takut. Artinya, sebagian besar siswa tidak benar-benar mendengarkan penjelasan guru. Dengan memberi mereka peluang untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran maka mereka akan lebih tertarik dan mau memahami penjelasan guru.
Selain enam cara di atas setiap guru yang sudah berpengalaman dan terus mengevaluasi diri pasti memiliki cara-cara lain yang juga tidak kalah efektif. Sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Satu yang terpenting adalah jika anda sebagai guru ingin didengar oleh siswa, maka terlebih dahulu anda harus mau mendengar dan memahami kondisi mereka.

Referensi:

Page, Marilyn L. (2008). You Can’t Teach Until Everyone is Listening. Thousand Oaks, CA 91320: Corwin Press.

No comments:

Post a Comment