Pendidikan adalah suatu proses
yang tidak diam. Ia harus terus berubah dan berkembang sesuai dengan kondisi
zaman, dan juga kondisi peserta didik. Jangan bayangkan sistem pendidikan
sebagai sebuah sistem besar yang hanya dapat dipikirkan dan diurusi oleh para
pakar dan penentu kebijakan di pusat. Sekolah atau bahkan kelas juga merupakan
suatu sistem pendidikan dengan ruang lingkup yang kecil. Setiap sekolah
memiliki kondisi dan permasalahan masing-masing, sehingga pengembangan satu
sekolah dengan sekolah lain tidak benar-benar sama.
Bagaimana cara untuk
mengembangkan sekolah atau bahkan proses pendidikan di ruang kelas secara
efektif? Ada asas yang dikenalkan oleh bapak pendidikan kita untuk
melakukannya. Asas tersebut dinamankan dengan asas trikon karena terdiri atas
tiga asas yang berawalan “kon” yaitu kontinyu, konvergen dan konsentris. Dalam
artikel ini kita akan membahas ketiga asas tersebut,
1. Kontinyu. Artinya pengembangan yang
dilakukan harus berkesinambungan, dilakukan secara terus-menerus dengan
perencanaan yang baik. Suatu kondisi yang baik tidak mungkin dapat dicapai
dalam sekali waktu seperti sebuah sulap. Tahap demi tahap pengembangan
dilakukan dengan rencana yang matang. Dengan perencanaan tersebut maka suatu
tahap dilanjutkan oleh tahap berikutnya dengan melalui evaluasi dan perbaikan
yang tepat. Pengembangan yang sifatnya tiba-tiba untuk kemudian hilang semangat
di waktu-waktu setelahnya tidk akan menghasilkan perubahan berarti di jangka
panjang.
2. Konvergen. Artinya pengembangan yang
dilakukan dapat mengambil dari berbagai sumber di luar, bahkan dari praktik
pendidikan di luar negeri. Seperti yang dilakukan oleh Ki Hadjar ketika
mempelajari berbagai praktik pendidikan dunia misalnya Maria Montessori, Froebel
dan Rabindranath Tagore. Praktik-praktik tesebut dapat kita pelajari untuk
nantinya disesuaikan dengan kebutuhan yang kita miliki sendiri. Saat ini
teknologi informasi telah sedemikian canggih sehingga guru atau kepala sekolah
dapat mempelajari berbagai kemajuan pendidikan dari mana saja dan kapan saja.
3. Konsentris. Artinya pengembangan
pendidikan yang dilakukan harus tetap berdasarkan kepribadian kita sendiri.
Tujuan utama pendidikan adalah menuntun tumbuh kembang anak secara maksimal
sesuai dengan karakter kebudayaannya sendiri. Oleh karena itu meskipun Ki
Hadjar menganjurkan kita untuk mempelajari kemajuan bangsa lain, namun tetap
semua itu ditempatkan secara konsentris dengan karakter budaya kita sebagai pusatnya.
Pendidikan yang menggunakan teori dan dasar kebudayaan bangsa lain (walaupun
bangsa yang maju) secara langsung tanpa mengkaji ulang, menyesuaikan dan
mengevaluasinya tidak akan menghasilkan kemajuan.
Banyak pengembangan yang kita
lakukan mengabaikan asas trikon di atas. Sebagai contoh kurangnya kesinambungan
perubahan yang dilakukan dari satu masa ke masa lain seiring dengan pergantian
penguasa. Demikian pula sering kita mengadopsi teori secara langsung tanpa
melakukan penyesuaian yang tepat sehingga upaya pengembangan yang dilakukan
menjadi sia-sia.
Referensi:
- Soeratman, Darsiti. (1985). Ki Hadjar Dewantara. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
- Suparlan, Henricus. (2015). Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Sumbangannya Bagi Pendidikan Indonesia. Jurnal Filsafat. Vol. 25, No. 1, Hal. 56-74
mantaf, terus berkarya untuk dunia pendidikan kita bang
ReplyDeleteTerimakasih pencerahannya. Izin diteruskan kepada teman2 di Sekolah
ReplyDeleteTerima kasih....mantab, sangat membantu untuk referensi
ReplyDeletemenginspirasi sekali bung..tq
ReplyDeleteTerima kasih
ReplyDeleteTerima kasih, jadi tahu.
ReplyDeleteSangat super filosofi Bp KGD tidak kalah dengan filosofi barat
ReplyDeleteAlhamdulillah dapat pencerahan baru
ReplyDeleteSarat keilmuan dan menularkan ilmu. Terima kasih telah menambah wawasan saya.
ReplyDeleteMakasih sangat bermanfaat
ReplyDeleteTerima kasih sangat bermanfaat. Izin share ya
ReplyDeleteterima kasih pak materinya sangat manfaat seklai
ReplyDeletematerinya sangat bermanfaat bapak. terimakasih
ReplyDeleteTERIMANKSH SUDAH MEMBERIKAN PENCERAHAN
ReplyDeleteterima kasih semoga dapat menginspirasi kita semua
ReplyDelete