Permasalahan anak putus sekolah tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. UNESCO mencatat bahwa sepanjang tahun 2013 terdapat 124,1 juta anak putus sekolah di dunia, baik di tingkat sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama. Putus sekolah yang parah terjadi di kawasan perang, seperti Siria yang pada tahun 2000 tercatat sebagai negara dengan level universal untuk sekolah dasar (artinya di atas 85% anak pada usia sekolah dasar telah bersekolah), namun sejak terjadinya perang maka pada tahun 2012 terdapat 0,3 anak sekolah dasar putus sekolah dan di akhir 2013 meningkat menjadi 1,8 juta.
Angka putus sekolah di Indonesia menurut data survey UNICEF masih cukup besar. Berdasarkan data survey tahun 2011 adalah 3,79 juta anak. Untuk kawasan asia tenggara angka putus sekolah ini adalah yang terbesar (hal ini berkorelasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan).
Penyebab utama problem putus sekolah di Indonesia adalah ekonomi. Walaupun sekolah dasar dan menengah pertama di Indonesia telah gratis, namun orang tua masih harus mengeluarkan biaya seperti uang transport, seragam, kebutuhan baca tulis dan uang saku untuk anak. Apalagi pada pada usia-usia tersebut seringkali anak-anak telah membantu orang tua untuk bekerja. Jika mereka sekolah maka yang seharusnya memberi tambahan penghasilan untuk keluarga tapi justru menambah pengeluaran.
Selain faktor ekonomi, beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyebab putus sekolah adalah kondisi geografi dan sosial budaya. Banyak kawasan di Indonesia yang masih sangat miskin prasarana sehingga anak-anak mengalami kesulitan untuk menjangkau sekolah. Untuk itu mengukur kesuksesan pendidikan di daerah yang telah maju (di kota-kota besar atau daerah dengan sarana yang bagus) tidaklah pantas jika disamakan dengan daerah yang akses pendidikannya masih sangat minim.
Referensi:
Utomo, Ariane, Dkk. 2014. What Happen after You Drop Out? Transition to Adulthood among Early School-leavers in Urban Indonesia. dalam Demographic Reasearch Vol. 30. Article 41. Page 1189-1218.
UIS. 2015. A Growing Number of Children and Adolescents Are Out of School as Ais Fails to Meet The Mark
UNICEF & UIS. 2011. Global Initiative on Out of School Children.
(Sumber gambar: citizen6.liputan6.com)
Selain faktor ekonomi, beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyebab putus sekolah adalah kondisi geografi dan sosial budaya. Banyak kawasan di Indonesia yang masih sangat miskin prasarana sehingga anak-anak mengalami kesulitan untuk menjangkau sekolah. Untuk itu mengukur kesuksesan pendidikan di daerah yang telah maju (di kota-kota besar atau daerah dengan sarana yang bagus) tidaklah pantas jika disamakan dengan daerah yang akses pendidikannya masih sangat minim.
Referensi:
Utomo, Ariane, Dkk. 2014. What Happen after You Drop Out? Transition to Adulthood among Early School-leavers in Urban Indonesia. dalam Demographic Reasearch Vol. 30. Article 41. Page 1189-1218.
UIS. 2015. A Growing Number of Children and Adolescents Are Out of School as Ais Fails to Meet The Mark
UNICEF & UIS. 2011. Global Initiative on Out of School Children.
No comments:
Post a Comment