Pendidikan adalah suatu tuntunan
untuk tumbuh kembang anak sesuai dengan kodrat alam mereka, untuk mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Seperti itulah konsep
pendidikan menurut Ki Hadjar yang sering kita baca. Pendidikan adalah sebuah
tuntunan bagi kehidupan anak, agar mereka dapat berproses menjadi manusia yang
seutuhnya. Dan mencapai kebahagiaan dalam hidup. Kebahagiaan di sini jangan
hanya diartikan sebagai uang, pekerjaan atau kesenangan saja. Kebahagiaan
menurut Ki Hadjar bermakna fisik, psikologis dan sekaligus spiritual. Bahkan
kebahagiaan spiritual memiliki derajat yang lebih tinggi daripada kebahagiaan
fisik.
Pendidikan bukan pekerjaan yang
mudah. Para pendidik harus memiliki suatu niat dan komitmen yang kuat untuk
menjalankan profesinya. Berikut adalah cuplikan Ki Hadjar mengenai perjuangan
para pendidik.
“Untuk maksud yang mulia itu maka
seringkali pendidikan harus melakukan perjuangan,
baik secara menggempur maupun secara membangun. Menggempur dimana ada
kekuatan-kekuatan atau keadaan-keadaan yang menghambat pembaruan, dan membangun
sesudah suasana kembali tenteram.”
Mungkin banyak yang menganggap
perjuangan dalam arti menggempur pendidik hanya terjadi di jaman Ki Hadjar
mendirikan Taman Siswa dulu (jaman penjajahan). Sedangkan sekarang lebih
bersifat membangun. Menurut saya tidaklah demikian, proses menggempur dan
membangun dalam pendidikan selalu terjadi di setiap zaman. Hambatan yang harus digempur
itu saja yang berbeda, yang walaupun berbeda namun tidak mengurangi berat
perjuangannnya.
Saat ini sekolah telah semakin
diperhatikan oleh pemerintah, dan semua elemen masyarakat telah memahami
pentingnya pendidikan. Usaha pendidikan tidak lantas menjadi ringan. Perjuangan
tetap dibutuhkan untuk menggembur berbagai hambatan seperti kemalasan, korupsi,
penguasa yang tidak memahami kondisi, berbagai dampak negatif teknologi
informasi dan lain sebagainya. Karena itu tidak ada alasan bagi para pendidik
untuk nyantai, hanya ikut arus, pasrah pada keadaan, kehilangan kepedulian
kepada anak didik, dan lebih terfokus pada pemenuhan kebutuhan ekonomi.
Kita semua tahu, mana di antara
para guru kita yang benar-benar memiliki karakter sebagai seorang pejuang. Dan
juga mana yang hanya mencari uang dalam profesi sebagai pendidik. Yang jelas,
kiprah para pejuang pendidikan itu akan benar-benar berkesan mendalam bagi
setiap siswanya atau bahkan masyarakat di sekitarnya. Bisa jadi secara
intelektual mereka tidak terlalu menonjol, tetapi usaha yang mereka lakukan
untuk terus menghasilkan perbaikan bagi para anak didiknya luar biasa. Inovasi
selalu dimunculkan walaupun sederhana, toh siswa sebagai manusia dengan
berbagai potensi dapat berkembang secara mandiri.
Saat ini profesi guru semakin
diminati, terutama karena tingkat kesejahteraan guru yang semakin diperhatikan.
Kita sama-sama berharap, para guru tetap merupakan para pejuang, selamanya.
Karena ketika guru tidak lagi berjuang, maka saat itulah dia menjadi beban
pendidikan.
Pustaka:
Dewantara, Ki Hadjar. (2011). Karya
Ki Hadjar Dewantara, Bagian Pertama: Pendidikan. Cetakan Ke-4. Yogyakarta:
Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa