Tuesday, 12 January 2016

Memahami Kurikulum

Setiap sekolah pasti memiliki kurikulum untuk mencapai tujuan-tujuannya. Di Indonesia kurikulum sekolah disusun oleh pemerintah pusat, namun sekolah (guru) masih diberi peluang untuk mengembangkannya ketika menyusun perencanaan pembelajaran dan menerapkan di kelas. Guru adalah pelaksana kurikulum yang paling intensif. Oleh karena itu setiap guru menjadi sangat akrab dengan istilah kurikulum.

Ebert dan Culyer (2011) mengartikan kurikulum sebagai cara dan materi yang akan diperoleh (dialami) siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia, kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Berdasarkan definisi tersebut di atas, menjadi penting untuk dipahami bahwa aspek tujuan menjadi pemandu yang mengarahkan materi dan cara yang akan diterapkan dalam pembelajaran untuk siswa. Dalam hal ini tujuan terbagi menjadi tujuan pendidikan secara umum (yang termaktub dalam undang-undang atau peraturan pemerintah), tujuan tingkat institusi dan tujuan spesifik yang dirancang oleh guru ketika menyusun perencanaan pembelajaran.

Beberapa ahli menyatakan bahwa kurikulum meliputi semua pengalaman yang telah dirancang oleh sekolah dan guru sebagai wujud tanggung jawab pendidikan. Namun beberapa ahli yang lain menyatakan bahwa kurikulum juga meliputi pengalaman siswa yang tidak dirancang (tidak termaktub dalam dokumen kurikulum dan rencana pembelajaran) oleh sekolah dan guru. Biasanya pengalaman belajar yang berada di luar rancangan kurikulum disebut dengan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), termasuk di dalamnya bagaimana mengajarkan kedisiplinan dan sopan santun melalui contoh-contoh atau keteladanan. Kurikulum tersembunyi ini juga sangat penting bagi perkembangan siswa sebagai pribadi yang utuh.

Interaksi antar siswa, meskipun tidak termuat dalam kurikulum namun harus diperhatikan 
oleh guru dan sekolah

Kurikulum adalah seperangkat perencanaan yang masih bersifat umum (terutama kurikulum dari pemerintah). Perlu diperhatikan bahwa kurikulum yang tertulis tersebut sebenarnya tidak menggambarkan secara keseluruhan bagaimana proses belajar siswa, terutama jika ditinjau dari perspektif semua siswa bersifat unik. Dalam hal ini guru menjadi aktor yang sangat penting untuk menerjemahkan kurikulum dari pemerintah atau bahkan yang direncanakannya sendiri saat diterapkan di kelas atau di luar kelas. Berbagai improvisasi dan kreativitas dibutuhkan ketika menghadapi beraneka ragam karakter siswa atau kondisi kelas yang seringkali di luar dugaan.


Buku Rujukan:
Ebert, Edward S. Culyer, Ricard C. 2011. School, an Introduction to Education. Edisi Dua. Belmont: Wadsworth Cengage Learning

No comments:

Post a Comment