1. Pelaksanaan dan Tujuan Proses
Pendidikan Harus diperoleh dari Diri Anak
Sekolah menurut Dewey seharusnya
disesuaikan dengan karakter alami anak-anak. Ia menyatakan bahwa jika belajar
bersifat pemaksaan maka hasilnya tidaklah produktif. Ilmu pengetahuan menurut
Dewey tidak akan mendidik selama tidak menimbulkan manfaat bagi anak didik.
Proses belajar seharusnya diawali dengan ide-ide, semangat dan kesenangan anak.
Lebih jauh, Dewey menjelaskan bahwa karakter belajar manusia terbagi menjadi
tiga yaitu play, work dan symbol. Karakter belajar anak
yaitu play (bermain),
dimana kesenangan terletak pada aktivitas itu sendiri. Semakin besar anak-anak
akan beralih ke sifat work (kerja), yaitu aktivitas yang
kesenangannya terletak pada hasil yang diperoleh. Di masa dewasa karakter
tersebut akan beralih menjadi symbol yaitu
aktivitas yang kesenangannya terletak pada simbol-simbol abstrak. Sekolah harus
menyesuaikan aktivitas belajarnya pada ketiga karakter tersebut.
2. Anak-anak Bersifat Aktif
Sifat alami anak-anak adalah aktif. Mereka
benci berdiam diri atau pasif. Sepanjang waktu mereka ingin melakukan banyak
hal yang menarik, yaitu bermain dan mengenali banyak hal. Proses belajar yang
membuat siswa pasif akan menyia-nyiakan waktu belajar anak. Berbeda dengan
kebanyakan pendapat guru saat itu yang meyakini perannya sebagai pemberi ilmu
pengetahuan sehingga siswa harus berkonsentrasi penuh untuk menerima
pengetahuan. Namun pada kondisi belajar yang pasif itulah menurut Dewey pikiran
anak-anak akan mati.
Berikut ini adalah salah satu hasil penelitian mengenai bagaimana pembelajaran di alam (dalam hal ini di ekosistem pantai) dapat membuat siswa belajar aktif (link download)
Berikut ini adalah salah satu hasil penelitian mengenai bagaimana pembelajaran di alam (dalam hal ini di ekosistem pantai) dapat membuat siswa belajar aktif (link download)
Anak-anak adalah individu yang aktif
3. Peran Guru Cenderung pada Fasilitator atau
Penasehat, bukan Pemimpin yang Berkuasa
Bagi Dewey seorang guru lebih berperan
sebagai fasilitator ketimbang instruktur (pelatih atau pemberi materi
pelajaran). Fungsi guru sebagai fasilitator dimulai dari mencari aktivitas yang
menyenangkan anak, kemudian mengarahkan mereka untuk menemukan berbagai
pelajaran yang bermakna. Pembelajaran yang menarik bukan seperti humor dan
kebebasan yang sekedar menyenangkan tapi sedikit memberi pelajaran, sebaliknya
pembelajaran harus berdisiplin dan menunjukkan kenyataan yang menantang.
Berbagai materi dan media pembelajaran sebaiknya dimanfaatkan oleh guru untuk
memberi pengalaman belajar yang menarik, mandiri dan bermakna bagi hidup
mereka. Contohnya, anak-anak diarahkan untuk mengamati telur dan daging yang
direbus. Mereka diarahkan untuk lebih memahami secara ilmiah mengapa perlu
waktu yang berbeda untuk memasak kedua bahan tersebut.
4. Sekolah adalah Mikrokosmos dari Dunia
Sosial yang Sebenarnya
Reproduksi seksual manusia akan menjaga keberlanjutan generasi. Menurut Dewey keberlanjutan generasi tidak cukup hanya dari reproduksi seksual, harus ada proses regenerasi sosial yang jalannya adalah melalui pendidikan. Karena itu sekolah harus menjadi suatu lingkungan yang akan menyiapkan anak-anak untuk benar-benar menjadi pengganti masyarakat di masa depan. Sekolah tidak boleh terpisah dari situasi sosial yang sebenarnya. Jika lingkungan sosial adalah makrokosmos maka lingkungan sekolah adalah mikrokosmos bagi anak.
John Dewey menyatakan betapa berbahayanya jika materi-materi sekolah benar-benar bersifat formal artinya tidak menggambarkan bagaimana kehidupan sosial anak yang sebenarnya. Nilai-nilai penting kehidupan sosial akan hilang dari dalam diri mereka.
Reproduksi seksual manusia akan menjaga keberlanjutan generasi. Menurut Dewey keberlanjutan generasi tidak cukup hanya dari reproduksi seksual, harus ada proses regenerasi sosial yang jalannya adalah melalui pendidikan. Karena itu sekolah harus menjadi suatu lingkungan yang akan menyiapkan anak-anak untuk benar-benar menjadi pengganti masyarakat di masa depan. Sekolah tidak boleh terpisah dari situasi sosial yang sebenarnya. Jika lingkungan sosial adalah makrokosmos maka lingkungan sekolah adalah mikrokosmos bagi anak.
John Dewey menyatakan betapa berbahayanya jika materi-materi sekolah benar-benar bersifat formal artinya tidak menggambarkan bagaimana kehidupan sosial anak yang sebenarnya. Nilai-nilai penting kehidupan sosial akan hilang dari dalam diri mereka.
5. Aktivitas Belajar Harus Lebih Diarahkan
pada Pemecahan Masalah
Anak-anak harus diajari untuk berpikir, bukan mengingat atau menghafal informasi-informasi yang dihasilkan oleh para ilmuwan. Anak-anak adalah manusia yang secara alami berfungsi untuk memproduksi pengetahuan melalui aktivitasnya memecahkan masalah, bukan sebagai mesin pengingat fakta atau konsep. Untuk mendidik anak agar dapat menjadi individu dengan keterampilan berpikir itulah sekolah seharusnya dipenuhi oleh aktivitas-aktivitas pemecahan masalah.
Melalui aktivitas pemecahan masalah anak-anak akan diajari untuk berpikir dan bekerja sama. Aspek yang lebih krusial dari aktivitas pemecahan masalah adalah anak-anak akan belajar bagaimana cara belajar yang terbaik dalam hidup yang sebenarnya. School is the preparation of life.
Anak-anak harus diajari untuk berpikir, bukan mengingat atau menghafal informasi-informasi yang dihasilkan oleh para ilmuwan. Anak-anak adalah manusia yang secara alami berfungsi untuk memproduksi pengetahuan melalui aktivitasnya memecahkan masalah, bukan sebagai mesin pengingat fakta atau konsep. Untuk mendidik anak agar dapat menjadi individu dengan keterampilan berpikir itulah sekolah seharusnya dipenuhi oleh aktivitas-aktivitas pemecahan masalah.
Melalui aktivitas pemecahan masalah anak-anak akan diajari untuk berpikir dan bekerja sama. Aspek yang lebih krusial dari aktivitas pemecahan masalah adalah anak-anak akan belajar bagaimana cara belajar yang terbaik dalam hidup yang sebenarnya. School is the preparation of life.
6. Atmosfer Sekolah Sebaiknya Kooperatif
dan Demokratis
Dewey adalah salah seorang filsuf yang meyakini bahwa demokrasi merupakan satu bentuk bernegara yang terbaik. Menciptakan dan menjaga demokrasi di masyarakat harus dimulai dari dunia anak, yaitu di sekolah. Mengajarkan demokrasi tidak bisa dilakukan melalui penyampaian materi biasa. Demokrasi harus berupa atmosfer yang melingkupi sekolah, sehingga siswa menjadi terbiasa. Dalam pikiran dan sikap mereka akan tumbuh suatu karakter demokratis yang nantinya akan dibawa ke masyarakat luas.
Atmosfer demokratis di sekolah muncul dalam bentuk interaksi yang kooperatif, baik antar siswa maupun siswa dengan elemen sekolah yang lain. Melalui tugas-tugas diberikan guru ataupun interaksi keseharian mereka di sekolah, kerja sama dan sikap saling menghargai diwujudkan.
Buku Rujukan:
Mucahy, Donal E. 2007. John Dewey. Dalam The Praeger Handbook of Education and Psychology. Editor: Kincheloe, Joe L. Horn, Raymond A. Westport: Greenwood Publishing Group Inc.
Dewey adalah salah seorang filsuf yang meyakini bahwa demokrasi merupakan satu bentuk bernegara yang terbaik. Menciptakan dan menjaga demokrasi di masyarakat harus dimulai dari dunia anak, yaitu di sekolah. Mengajarkan demokrasi tidak bisa dilakukan melalui penyampaian materi biasa. Demokrasi harus berupa atmosfer yang melingkupi sekolah, sehingga siswa menjadi terbiasa. Dalam pikiran dan sikap mereka akan tumbuh suatu karakter demokratis yang nantinya akan dibawa ke masyarakat luas.
Atmosfer demokratis di sekolah muncul dalam bentuk interaksi yang kooperatif, baik antar siswa maupun siswa dengan elemen sekolah yang lain. Melalui tugas-tugas diberikan guru ataupun interaksi keseharian mereka di sekolah, kerja sama dan sikap saling menghargai diwujudkan.
Buku Rujukan:
Mucahy, Donal E. 2007. John Dewey. Dalam The Praeger Handbook of Education and Psychology. Editor: Kincheloe, Joe L. Horn, Raymond A. Westport: Greenwood Publishing Group Inc.
No comments:
Post a Comment