Masyarakat memiliki suatu tatanan yang membuat setiap orang yang menjadi anggotanya dapat hidup bersama dalam suatu kondisi yang saling melengkapi dan teratur. Sesuatu yang berfungsi menciptakan tatanan tersebut ada dua jenis, yaitu yang nyata terlihat berupa aturan-aturan tertulis. Yang kedua adalah yang tidak tertulis yang dikenal dengan istilah adat, norma, kebiasaan atau yang secara umum disebut dengan budaya.
Generasi baru harus mengalami proses penanaman budaya agar mereka dapat menggantikan peran generasi lama dalam menjaga keteraturan, kreativitas dan daya tahan suatu masyarakat (bangsa). Sekolah adalah salah satu lembaga yang berfungsi untuk menanamkan budaya dan melahirkan generasi yang berbudaya. Maka tidak salah jika terdapat suatu konsep, pendidikan adalah sebuah pembudayaan.
Budaya secara sederhana adalah cara hidup masyarakat, yang terdiri dari cara berpikir, menentukan baik dan buruk, serta cara berperilaku setiap harinya. Kita dapat bayangkan bagaimana seandainya suatu masyarakat terdiri atas orang-orang dengan cara berpikir dan cara hidup yang berbeda-beda atau bahkan saling bertolak belakang. Misalnya yang satu berprinsip kerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sedangkan yang lain dapat merampas harta orang lain untuk bertahan hidup. Masyarakat akan menjadi kacau dan pada akhirnya akan hancur dengan sendirinya.
Ilmu pengetahuan memang menjadi hal utama yang diajarkan di sekolah. Terutama karena keyakinan masyarakat banyak bahwa budaya terbaik yang pernah muncul di dunia ini adalah budaya ilmu. Namun sebagai guru harus benar-benar teliti dan mengamati dengan seksama apakah budaya sekolah telah sesuai dengan budaya ilmu yang diajarkan.
Salah satu permasalahan besar dari dunia pendidikan kita saat ini adalah bahwa ilmu pengetahuan diajarkan hanya berupa teori-teori tanpa ruh sikap dan budaya yang melahirkannya. Akibatnya pengajaran ilmu pengetahuan justru tidak melahirkan budaya jujur (obyektif), kreatif, kerja sama dan tanggung jawab. Banyak kita temui sekolah yang justru budayanya adalah ketidakjujuran, kemalasan, serta kekerasan.
Tugas membangun budaya sekolah dimulai dari kelas dan interaksi setiap hari antara guru dan siswa. Misalnya membiasakan bersih, jujur saat ujian atau berpikir dan saling bertukar pendapat. Tentu hal ini tidak akan dapat berlangsung jika guru tidak memulai dari diri sendiri. Membangun budaya ilmu di sekolah memang berat, namun jika dapat dilakukan maka hasilnya sungguh akan luar biasa.
Buku Rujukan:
Ryan, Kevin. Cooper, James M. 2010. Those Who Can Teach. Edisi Dua Belas. Boston: Wadsworth Cengege Learning
No comments:
Post a Comment