Saturday, 28 November 2015

Alasan Remaja Masuk Geng

Geng merupakan kelompok yang umumnya terkait dengan unjuk kekuasaan di suatu daerah atau kelompok tanpa daerah kekuasaan yang memiliki aktivitas-aktivitas tertentu. Kita banyak menemukan keberadaan geng di kota-kota besar. Geng identik dengan kelompok orang yang mengganggu masyarakat. Anggota geng sebagian besar adalah remaja. 

Guru dan orang tua tentu mengkhawatirkan anak-anak mereka yang hidup di lingkungan penuh geng. Tidak hanya proses belajar dan prestasi di sekolah yang terganggu, ketika remaja telah tergabung dalam sebuah geng biasanya ia akan mengalami perubahan kepribadian yang conderung merusak. Pikiran, sikap dan prinsip hidup mereka cenderung mengarah pada kekerasan dan tidak menyukai norma-norma sosial ataupun agama. Inilah yang benar-benar merisaukan.

Penelitian yang dilakukan para sosiolog terkait alasan remaja masuk geng menunjukkan bahwa alasan utamanya adalah karena teman-teman mereka juga masuk geng tersebut. Efek teman-teman sebaya untuk anak remaja yang berada pada fase pencarian identitas rupanya benar-benar kuat. Masuknya anggota-anggota melalui jalur pertemanan membuat geng dapat eksis walaupun tanpa ikatan-ikatan administratif. Yang mengikat mereka adalah solidaritas pertemanan di antara remaja yang seringkali tidak rasional.

Lebih lanjut, banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa geng lebih dominan diikuti oleh remaja-remaja yang tersisihkan dalam lingkungan sosial mereka. Melalui keanggotaan dalam geng mereka akan memperoleh kesenangan, status sosial (diakui keberadaan mereka oleh gengnya) dan bahkan perasaan memiliki suatu kekuatan ketika bersama kelompoknya. Hal tersebut jauh berbeda ketika mereka berada di luar geng, yaitu tersisihkan, tertindas oleh remaja-remaja lain dan juga kurangnya teman.

Salah Satu Bentuk Aktivitas Geng
(Gambar: https://zakybachtiar45.wordpress.com/geng-motor/)

Sebenarnya jika kita evaluasi bagaimana hasil-hasil penelitian tersebut, alasan-alasan anak masuk ke dalam geng adalah alasan sosial, pertemanan, bahkan seringkali menerima tekanan dari remaja lain yang lebih kuat. Hal ini seharusnya membuat orang tua, guru, sekolah dan masyarakat lebih memperhatikan bagaimana memperlakukan remaja-remaja yang seringkali menemui masalah. Tindakan memberi hukuman yang berlebihan, meminggirkan dan juga tidak adanya arahan  untuk berkreasi dan bersosialisasi merupakan kondisi latar yang dapat menyuburkan tumbuhnya geng. Secara sederhana, anak-anak perlu mendapatkan perhatian secara tepat.

Seringkali kita mengeluh mengenai kenakalan remaja yang mewabah akhir-akhir ini. Padahal bisa jadi kitalah yang menjadi penyebab tumbuhnya berbagai kenakalan itu.

Buku Rujukan:
Cornell, Dewey G. & Murrie, Daniel C. 2002. Gangs. Dalam Encyclopedia of Education. Ed. james W. Guthrie. New York: MacMillan Reference Library

No comments:

Post a Comment